Senin, 07 Maret 2016

MEWUJUDKAN BERSITAN PIKIRAN




Seseorang yang bisa menulis atau tidak dapat menulis, akan berusaha mengekspresikan pikirannya. Kalimat pertama dan kalimat kedua memang tidak ada hubungannya. Akan tetapi, ya sudahlah. Baca dulu agar tahu.
Tidak selamanya mengekspresikan pikiran hanya dengan menulis dan menggambar. Karena pada dasarnya manusia tidak semuanya mempunyai keahlian tersebut. Seorang tukang bangunan akan menuangkan ekspresi dan imajinasinya melalui bangunan yang ia bangun. Begitu juga dengan dokter dengan resepnya, guru dengan ajarannya, ilmuwan dengan penemuannya, dan lain sebagainya. Semua ada seninya. Begitupun juga dengan menulis.
Ketika mendengar kata “menulis”, sebagian besar orang akan membayangkan huruf-huruf yang panjang dan menjemukkan atau novel panjang, atau roman dan sebagainya. Begitu juga dengan saya. Saya lebih menyukai menggambar dan merakit sesuatu daripada menulis. Karena menurut saya menulis itu membutuhkan banyak waktu digunakan hanya untuk menghasilkan tulisan yang mungkin kita saja tidak tertarik membacanya. Padahal itu tulisannya sendiri. Berhubung semua hal tidak bisa dijelaskan hanya dengan gambar sebagaimana kebalikannya, maka menulis sampai sekarang masih merupakan kegiatan yang cukup digemari.
Jika pepatah mengatakan bahwa gambar dan obyek visual lainnya dapat menerangkan sesuatu lebih banyak dari tulisan, maka tulisanlah yang mewujudkannya. Itu logika pertama. Akan tetapi jika tulisan tidak mampu menjelaskan sesuatu, maka ilustrasi harus dibuat untuk menggambarkannya. Maka dari itu, seorang penulis wajib memiliki pengetahuan tentang menulis dan menggambar. Jangan mengartikan “menggambar” dengan kegiatan yang kita bayangkan pada umumnya. Akan tetapi seperti ini :
Seseorang akan belajar mengendarai sepeda motor. Sebelumnya ia sudah membaca teori mengendarai sepeda motor. Maka ia harus “menggambarkan” apa yang seharusnya ia lakukan selama belajar mengendarai sepeda motor. Setelah menggambar, ia lalu mewujudkanya, dan secara otomatis ia “menuliskan” catatan-catatan penting pengalaman dan kesan selama ia belajar mulai dari awal hingga ia berhasil mengendarai sepeda motor kedalam pikiranya. Siapa bilang “menggambar” dan “menulis” itu harus menggambar dan menulis.
Setiap orang “menggambar” dan “menulis” setiap hari. Tidak perlu lembaga khusus kepenulisan agar menjadi novelis, atau cerpenis, atau pujangga, atau apapun. Tidak perlu motivasi hanya untuk menulis atau menggambar. Karena sejatinya semua kita sudah melakukannya. Jadi, kesimpulannya, biarlah semua apa adanya, tidak perlu memaksa orang untuk menggambar atau menulis, yang perlu kita lakukan adalah memberitahunya dan mengiming-iminginya. Satu hal yang perlu saya tekankan, pada catatan ini saya tidak memasukkan kategori tulisan surat, skripsi, karya tulis, thesis, proposal da sebagainya. Tentu tulisan ini perlu banyak catatan khusus untuk menjelaskannya dan memerlukan ilustrasi untuk menggambarkannya, dan itu tidak saya lakukan sekarang. Karena saya sedang menerapkan konsep “memberitahu” dan “mengiming-imingi” semua orang. Dan kalian sebagai pembaca yang budiman, tentu tahu apa yang seharusnya dilakukan.

2 komentar:

  1. Jadi semua orang pada dasarnya bisa menulis...
    Top Markotop Kak Dwiki

    BalasHapus
  2. terima kasih tanggapannya mbak An Trian
    hahaha

    BalasHapus