Jumat, 11 Maret 2016

JASAD INI TENGAH SAKIT




Assalaamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokaatuh



Mengatakan jasad adalah tubuhnya orang yang sudah mati adalah suatu kesalahan. Silahkan Anda baca sendiri pengertian dan penjelasan yang tepat mengenainya di Google. Dan cari referensi yang terpercaya. Jangan mudah percaya kepada berita yang pertama kali Anda lihat atau saksikan. Penjelasannya tidak saya sertakan dalam artikel ini dengan alasan :



1.       Jasad adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Arab, dan saya belum memahami secara mendalam;



2.       Saya takut akan ada masalah yang timbul hanya karena satu kata saja. Ya, satu kata;



3.       Artikel ini bukan artikel bahasa dan sastra.



Terima kasih karena sudah membaca paragraf diatas yang tidak berbobot. Akan tetapi, saya yakin bahwa setiap kata, baik itu kata-kata kotor atau bunyi-bunyian tak bermakna akan berdampak bagi kehidupan ini. Tentu saja terlepas baik-buruknya dampak tersebut, setiap kata pasti akan “berdampak”, berefek, atau berpengaruh. Satu ilmu yang perlu saya bagi dalam paragraf basa-basi ini :



-Sebuah daun yang jatuh sudah ada didalam catatan takdir Tuhan, hanya saja daun tidak diberi kehendak menunda atau menyingkat waktu jatuhnya-



Kembali ke topik artikel.



Sebuah kenyataan bahwa manusia mempunyai jasad dan ruh (silahkan baca perbedaan ruh, nyawa, jiwa, arwah). Penampakan manusia secara fisik adalah penampakan jasadnya. Kita  dapat melihat jasad kita sendiri dan jasad orang lain baik itu jasad orang yang masih hidup maupun sudah mati. Sebuah kenyataan juga bahwa manusia yang normal/pada umumnya, dapat merasakan sakit fisiknya seperti luka sayatan, memar, radang dan sebagainya. Akan tetapi ada beberapa penyakit yang sulit kita rasakan secara langsung namun berpengaruh dikemudian hari seperti penyakit kebodohan.



Entah kebodohan itu dapat diklasifikasikan kedalam penyakit atau tidak secara medis, akan tetapi beberapa ilmuwan dan cendekiawan terdahulu mengatakan bahwa kebodohan adalah penyakit yang harus segera disembuhkan. Logikanya, ada orang terdahulu mengatakan bahwa wabah penyakit yang melanda suatu negeri disebabkan karena Dewa Penyakit sedang marah, maka mereka berpikiran dengan mengorbakan seorang gadis perawan sebagai tumbal, wabah penyakit akan terhenti. Kita sebagai orang yang hidup di era sekarang, sebagian besar akan mengatakan bahwa mereka bodoh dan tidak mengetahui bahwa sebuah penyakit memiliki obat penawarnya. Bukan hanya sekedar berprasangka bahwa obat ini akan manjur digunakan untuk penyakit itu. Semua ada ILMUNYA.



Melihat kondisi manusia era sekarang, atau jika saya singkat menjadi MES, tentu banyak hal yang perlu ditanggapi dan dibenahi. Satu fokus saya dalam tulisan ini adalah bahwa MES termasuk saya (baca: penulis) kemungkinan besar juga terjangkiti penyakit kebodohan. Kebodohan dalam artian kebodohan yang disengaja bodoh. Jika bodoh berarti orang yang tidak mengetahui sesuatu, maka sengaja bodoh adalah sengaja tidak mau mengetahui sesuatu. Mengetahui apa?



MES tidak mungkin mengetahui apapun sekarang jika ia masih melihat dunia hanya dari gadget-nya. Pengetahuan tidak bisa didapatkan hanya membaca berita saja. Apalagi berita itu belum tentu kebenarannya. Apalagi membacanya hanya sebagian saja. Apalagi yang malas membacanya. Dari luar terlihat canggih, padahal hakikatnya kuno. Dari luar terlihat modern, padahal hakikatnya kolot. Dari luar terlihat cerdas, padahal hakikatnya bodoh. Merasa sudah tahu semua isi lautan, padahal kulit basah dikolam renang pun ia takut. Bahkan ia tidak mau berenang walaupun dibayar. Karena ia tidak bisa berenang. Diajari berenang pun banyak yang malah selfie dipinggiran kolam saja. Diberi uang untuk kursus renang sendiri, ia mau. Tetapi uangnya malah dibelikannya speedboat dengan alasan, “Kenapa harus berenang jika naik speedboat saja cepat sampai dan tidak membuang banyak waktu?”.



Jika salah satu kenyataan diatas mengarah ke dirimu, maka sesungguhnya jasadmu tengah sakit. Bukan semata pikiran saja yang sakit karena kebodohan. Semuanya ada sebab. Apa yang kau lihat, yang kau makan, yang kau minum, yang kau sentuh, yang kau miliki, yang kau butuhkan, yang kau inginkan, yang kau kehendaki, yang tidak kau kehendaki, yang kau tiru, yang kau ikuti, apakah sudah baik semua? Saran saya, pergilah ke dokter spesialis. Spesialis manusia. Maksudnya?



Jika spesialis bermakna ahli dan memahami seluk beluk sesuatu, maka dokter spesialis manusia bermakna dokter yang ahli dan memahami seluk beluk manusia. Tentu saja, siapa lagi kalau bukan Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Pemelihara.



Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokaatuh

Senin, 07 Maret 2016

MEWUJUDKAN BERSITAN PIKIRAN




Seseorang yang bisa menulis atau tidak dapat menulis, akan berusaha mengekspresikan pikirannya. Kalimat pertama dan kalimat kedua memang tidak ada hubungannya. Akan tetapi, ya sudahlah. Baca dulu agar tahu.
Tidak selamanya mengekspresikan pikiran hanya dengan menulis dan menggambar. Karena pada dasarnya manusia tidak semuanya mempunyai keahlian tersebut. Seorang tukang bangunan akan menuangkan ekspresi dan imajinasinya melalui bangunan yang ia bangun. Begitu juga dengan dokter dengan resepnya, guru dengan ajarannya, ilmuwan dengan penemuannya, dan lain sebagainya. Semua ada seninya. Begitupun juga dengan menulis.
Ketika mendengar kata “menulis”, sebagian besar orang akan membayangkan huruf-huruf yang panjang dan menjemukkan atau novel panjang, atau roman dan sebagainya. Begitu juga dengan saya. Saya lebih menyukai menggambar dan merakit sesuatu daripada menulis. Karena menurut saya menulis itu membutuhkan banyak waktu digunakan hanya untuk menghasilkan tulisan yang mungkin kita saja tidak tertarik membacanya. Padahal itu tulisannya sendiri. Berhubung semua hal tidak bisa dijelaskan hanya dengan gambar sebagaimana kebalikannya, maka menulis sampai sekarang masih merupakan kegiatan yang cukup digemari.
Jika pepatah mengatakan bahwa gambar dan obyek visual lainnya dapat menerangkan sesuatu lebih banyak dari tulisan, maka tulisanlah yang mewujudkannya. Itu logika pertama. Akan tetapi jika tulisan tidak mampu menjelaskan sesuatu, maka ilustrasi harus dibuat untuk menggambarkannya. Maka dari itu, seorang penulis wajib memiliki pengetahuan tentang menulis dan menggambar. Jangan mengartikan “menggambar” dengan kegiatan yang kita bayangkan pada umumnya. Akan tetapi seperti ini :
Seseorang akan belajar mengendarai sepeda motor. Sebelumnya ia sudah membaca teori mengendarai sepeda motor. Maka ia harus “menggambarkan” apa yang seharusnya ia lakukan selama belajar mengendarai sepeda motor. Setelah menggambar, ia lalu mewujudkanya, dan secara otomatis ia “menuliskan” catatan-catatan penting pengalaman dan kesan selama ia belajar mulai dari awal hingga ia berhasil mengendarai sepeda motor kedalam pikiranya. Siapa bilang “menggambar” dan “menulis” itu harus menggambar dan menulis.
Setiap orang “menggambar” dan “menulis” setiap hari. Tidak perlu lembaga khusus kepenulisan agar menjadi novelis, atau cerpenis, atau pujangga, atau apapun. Tidak perlu motivasi hanya untuk menulis atau menggambar. Karena sejatinya semua kita sudah melakukannya. Jadi, kesimpulannya, biarlah semua apa adanya, tidak perlu memaksa orang untuk menggambar atau menulis, yang perlu kita lakukan adalah memberitahunya dan mengiming-iminginya. Satu hal yang perlu saya tekankan, pada catatan ini saya tidak memasukkan kategori tulisan surat, skripsi, karya tulis, thesis, proposal da sebagainya. Tentu tulisan ini perlu banyak catatan khusus untuk menjelaskannya dan memerlukan ilustrasi untuk menggambarkannya, dan itu tidak saya lakukan sekarang. Karena saya sedang menerapkan konsep “memberitahu” dan “mengiming-imingi” semua orang. Dan kalian sebagai pembaca yang budiman, tentu tahu apa yang seharusnya dilakukan.

Kamis, 25 Februari 2016

Sketsa Pensil : Kaleng Minuman


Assalaamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokaatuh
Selamat siang pembaca yang budiman, pada artikel yang anda lihat sekarang, berisi beberapa hasil gambar saya dan cara pembuatan sketsa pensil Kaleng Minuman secara umum dan sedikit teori.
  1. Sediakan alat dan bahan
Pada artikel kali ini, alat dan bahan yang digunakan adalah pensil 2B, HB, penghapus karet, dan medianya kertas HVS ukuran kuarto. Untuk pembaca yang budiman, penggunaan alat dan bahan tergantung kebutuhan dan kemampuan mengoptimalkannya. Bisa saja dengan satu jenis pensil saja atau beberapa jenis pensil. Bagi para professional, sebagian besar mereka memerhatikan alat yang mereka gunakan, apakah berkualitas, hasilnya bagus, nyaman digunakan ataukah

     2.      Tirulah gambar/obyek aslinya
Cara ini bertujuan untuk memudahkan pemula  menggambar obyek 3 dimensi mendekati kenyataan. Tentu bagi para profesional, gambar/obyek hanya sebagai pemantap hasil yag lebih realistis. Sedangkan untuk gambar siluet, BW/black-white Pict, ilustrasi, gambar tidak harus sesuai atau serealistis gambar/obyek aslinya.

     3.      Tentukan letak sinar dan bayangan
Penempatan sinar dan bayangan memudahkan mengarsir gambar lebih detail dan realistis. Semakin jelas sinar dan bayangan, semakin mudah penggambar menentukan garis-garis dan arsirannya. Untuk para profesional, penempatan sinar dan bayangan tidak hanya untuk memudahkan dalam menggambar, namun lebih pada memperindah gambaran dan tidak monoton.
  1.   Mulailah menggambar garis pokok samar-samar
Menggambar garis pokok samar-samar merupakan teknik yang sering dipakai oleh ilustrator. Selain aman, keuntungan menggunakan teknik ini adalah melatih kemampuan pengamatan obyek, apakah mendekati kenyataan atau tidak.
 
  1.   Tambahkan garis pendukung
Garis pendukung disini adalah garis pendek-pendek, atau panjang yang berfungsi sebagai garis pelengkap garis pokok. Selain itu, garis pendukung juga berfungsi sebagai tempat acuan arsiran atau garis batas arsiran dimulai/diakhiri. Sebenarnya, garis pendukung tidak terlalu berguna dalam menggambar sketsa ilustrasi yang menggunakan teknik arsiran. Tergantung penggunaan, garis pendukung juga dapat merugikan gambaran, karena jika arsiran sudah selesai hingga tahap akhir, mau tidak mau penggambar harus menghapusnya atau menindihnya dengan arsiran lagi. Padahal, ketika menghapus garis diakhir penggambaran, akan menghilangkan arsiran/garis disekitar garis tersebut. Kembali lagi ke penggunaan, penggambar yang baik selalu bisa berimprofisasi disaat yang tepat. Yayaya                                                                                                                                                                      
  1.   Berikan efek arsiran
Arsiran adalah goresan pensil yang berulang-ulang untuk memberikan kesan bayangan hitam-putih dalam suatu gambaran. Banyak teknik lain untuk memberikan efek bayangan, akan tetapi pada kasus ini saya menggunakan pensil dan jari saya untuk membuat arsiran tampak lebih halus dan tidak kasar. Tentu teknik ini ada namanya, silahkan pembaca yang budiman googling sendiri agar lebih puas ilmunya. Hahaha 
   
  1.   Hapus garis-garis yang tak terpakai
Banyak seniman yang tidak melalui langkah ini, karena kesan realistis juga bisa didapatkan apabila garis-garis yang tak terpakai sengaja dibiarkan apa adanya. Saya hanya mencoba memberikan alternatif pilihan terbaik bagi pembaca yang budiman.
  1.   Kuatkan garis pokok dan garis pendukung
Seniman/penggambar yang professional akan selalu yakin dengan karyanya. Bagus atau jelek suatu karya adalah relative. Yakinkan sketsa ilustrasi pembaca yang budiman bahwa karya anda hasilnya bagus, maka mantapkan tekanan pensilnya dan kuatkan goresannya. Ingat kuat dan mantap tidak sama dengan keras tak terkendali.
  1.   Kuatkan efek arsiran 
Sekali lagi dan ingat, kuat dan mantap tidak sama dengan keras tak terkendali.
Jangan lupa, beri tanda tangan atau nickname anda.
Pada akhirnya, saya ucapkan selamat berkarya dan menghasilkan karya.
Saya memohon dan menantikan kritik, saran, dan komentar dari pembaca yang budiman.
Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokaatuh